Harianpilar.com, Bandarlampung – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Lampung mengimbau kepada para nelayan khususnya pembudidaya Ikan Kerapu, harus waspada dan tiap hari mengamati perairan laut sekitar untuk melihat ada tidak perubahan warna yang disebabkan Alga Merah (Red Tide).
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung Setiato mengatakan, himbauan tersebut agar para pembudidaya ikan bisa lebih cermat, karena beberapa hari ini di pesisir pantai pulau Jawa ada jutaan ikan mati di Ancol. Jutaan ikan mendadak mati di sepanjang Pantai Ancol penyebabnya adalah blooming algae.
“Blooming Algae atau red tide merupakan suatu kondisi di mana populasi algae alias ganggang di dalam ekosistem perairan meningkat akibat kandungan nitrat dan fosfat. Hal ini mengakibatkan ikan kekurangan oksigen dan mati,” jelasnya melalui telepon selulernya, Rabu (2/12/2015).
Red tide ditandai dengan berubahnya warna air laut. Umumnya air laut berubah merah karena jenis alga gymnodinium dan perdinium saat itu populasinya melonjak. Karena jenis ini sangat beracun, diduga banyak ikan memakannya sehingga mematikan ikan-ikan tersebut.
Yang perlu mewaspadai adalah pembudidaya keramba jaring apung terutama pembudidaya kerapu.” Kami menghimbau kepada pembudidaya harus waspada dan tiap hari mengamati perairan laut sekitar ada tidak perubahan warna yang disebebkan alga merah (red tide) yang perlu diwaspadai adalah bila ditemukan fenomena tadi, jangan dulu memberikan pakan pada ikan agar ikan tidak naik, red tide ada dipermukaan dikedalaman 20cm permukaan air,” terangnya.
Lebih lanjut mantan Kepala Dinas Komunikasi dan informasi provinsi Lampung itu menjelaskan, selain itu siap-siap diadakan atap plastik,” penggunaan atap plastik agar gelombang untuk menjaga red tide, bila terlihat ada gejal red tide sebaiknya diundur penebaran benih sampai menunggu aman karena bila diteruskan akan menyebabkan kematian ikan dengan cepat,” katanya. (Fitri/JJ)