oleh

Ancam Warga, Anggota Dewan Dipolisikan

Lampung Utara – Anggota DPRD Lampung Utara (Lampura), Haspawi Sabirin, dilaporkan ke Polisi oleh Jumari, warga Desa Sukadana Ilir Dusun 3 Kecamatan Bunga Mayang, karena diduga terlibat kasus pengancaman. Laporan Jumari, tertuang dalam bukti laporan polisi nomor laporan: TBL/166/XI/2015/Polda Lampung/Res Lamut/Sek Kai Sel.

Kepada wartawan, Jumari, Selasa dini hari (18/11/2015) mengatakan peristiwa pengancaman yang dilakukan oleh anggota DPRD Lampung uatra itu, bermula sekitar pukul 1:30 wib, dia (Jumari) sedang tidur. Tiba-tiba datanglah Haspawi beserta sopirnya Taruna ke rumahnya. Jumari pun langsung mempersilakan Haspawi masuk, akan tetapi Haspawi tiba-tiba marah dan berkata kasar kepada korban. Bahkan untuk menghidupkan lampu rumah pun tidak diperkenankan oleh Haspawi. Haspawi langsung memukul paha, dan menarik kerah lehernya sambil mengeluarkan kata-kata kasar dan ancaman.

“Kamu jangan sok ya, kamu itu numpang dikampung ini, saya yang punya kampung. Kamu pergi dari kampung ini mulai sekarang dan boleh kembali pada hari Jum’at setelah pilkades. Jika tidak mau ada apa-apa dengan kamu dan keluargamu,” kata Jumari menirukan perkataan Haspawi, saat berada di Kantor BPMPD, Rabu (18/11/2015), melaporkan kejadian tersebut kepada ketua panitia pilkades kabupaten.

Merasa terancam Jumari berniat melarikan diri, akan tetapi di depan pintu keluar ia dihadang oleh Taruna (sopir haspawi) sambil menghuluskan senjata tajam jenis badik. Taruna juga ikut mengancam dengan berkata akan membunuh dirinya jika tidak mengindahkan perkataan Haspawi.

Ketika ditanya alasan Haspawi mengancam apakah ada kaitannya dengan pilkades. Jumari pun tidak mengetahuinya. “Saya tidak tahu pasti alasannya. Karena ketika dia datang marah-marah ke rumah saya, saya tanyakan baik-baik ada apa pak. Dia tidak menjawab dan langsung berkata kasar”, aku Jumari.

Tetapi yang jelas anak Haspawi, juga ikut berkompetisi dalam pilkades esok hari. “Mungkin juga ada kaitannya dengan pilkades, sebab anak perempuannya yang bernama Ermalia ikut sebagai calon kades”, terang Jumari.

Kedatangan Jumari pun ditemani dua calon Kades di Desa Sukadana Ilir yakni Hermansyah dan Antoni. Kedatangan mereka menemani Jumari juga untuk melaporkan kejadian tersebut kepada ketua panitia daerah yang juga asisten I, Yuzar. Herman dan Antoni mengultimatum akan mundur dari pencalonan jika permasalahan ini tidak ditindaklanjuti. “Kami kesini untuk mendesak panitia kabupaten agar mendorong kelanjutan laporan tindakan pengancaman terhadap warga oleh oknum anggota dewan. Bahkan warga (jumari) di usir dan hendak dibakar rumahnya oleh oknum anggota dewan. Jika permintaan kami tidak diindahkan maka saya dan Antoni sepakat untuk mengundurkan diri dari pencalonan”, tegas Herman.

Lebih lanjut Herman mengatakan, jika kejadian ini tetap dibiarkan maka ditakutkan akan menimbulkan konflik horizontal antar pendukung. “Kami ini masing-masing punya massa pendukung. Jika tetap dibiarkan maka akan timbul bentrokan antar warga pendukung. Oleh karenanya kami mendesak laporan tersebut harus segera ditindaklanjuti atau pilkades diundur”, seru Herman yang diamini oleh rekannya Antoni.

Ketua panitia pilkades kabupaten Yuzar, membenarkan telah mengetahui kejadian tersebut dan sudah mendengarnya langsung dari korban dan calon kades yang lain (Hermansyah dan Antoni). Akan tetapi pihaknya tidak berwenang langsung menindaklanjuti laporan kejadian tersebut. “Ya itu sudah masuk wewenang polisi untuk mengusutnya karena ada unsur pidananya. Kami hanya berkoordinasi kepada semua pihak khususnya aparat TNI/Polri untuk menjaga kondusifitas kantibmas saat proses pilkades berjalan. Proses hukum tetap berjalan dan pilkades juga tetap berjalan”, ujar Yuzar diruang kerjanya (18/11/2015).

Terkait adanya ultimatum dari calkades yang lain untuk mengundurkan diri sehingga pilkades batal digelar. Yuzar mengatakan, pilkades tidak ada cerita batal atau diundur karena aturan berbunyi demikian. “Karena mereka sudah ditetapkan sebagai calkades jadi pilkades tetap berjalan,” ujar Yuzar.

Saat ini pihaknya telah berkoirdinasi dengan Camat dan kepolisian untuk menambah personil guna menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Karena pihaknyapun telah memiliki data daerah mana saja yang rawan konflik, pungkas Yuzar. Sementara itu, Oknum anggota dewan yang diduga melakukan tindakan pengancaman sampai saatini belum bisa dihubungi. (Iswant/yoan)