Harianpilar.com, Tanggamus – Dinas Pendidikan Provinsi Lampung menggelar Lomba Cepat Tepat (LCT) Konservasi dan Literasi tingkat SMA sederajat se-Kabupaten Tanggamus, di Gedung Aula Kampus STEBI Tanggamus Kecamatan Gisting, Rabu (26/102022).
Bupati Tanggamus Hj. Dewi Handajani SE. MM mengucapkan selamat datang kepada para peserta Lomba LCT, ikuti lomba ini dengan baik, implementasikan pengetahuan dan pendidikan yang didapatkan selama belajar di sekolah dan di rumah, dengan menjawab pertanyaan yang diberikan nanti dengan cermat dan cepat.
“Saya yakin kalian adalah siswa-siswi pilihan dari sekolah kalian, yang terbaik dari yang terbaik. Dengan kecerdasan yang dimiliki, Bunda yakin kalian akan dapat menjawab dengan cepat dan tepat persoalan dan pertanyaan dari Tim Juri nantinya,” kata dia.
Bupati berterimakasih kepada panitia penyelenggara karena dengan kegiatan ini maka mendukung salah satu fungsi saya sebagai Bunda Literasi yaitu turut berupaya mempercepat budaya membaca di kalangan masyarakat, terutama generasi muda dan anak-anak. Dimana, membaca merupakan jendela ilmu, dengan membaca segala wawasan dapat dikuasai. Sejarah peradaban umat manusia menunjukkan bahwa bangsa yang maju tidak dibangun hanya mengandalkan kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang banyak. Namun, ditandai dengan masyarakat yang memiliki peradaban tinggi, dan aktif. Bangsa dengan budaya literasi tinggi menunjukkan kemampuan bangsa tersebut berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, komunikatif sehingga dapat menyaingi persaingan global.
“Kita akan memasuki era Revolusi Industri 4.0, anak-anak kita yang saat ini sedang belajar dibangku pendidikan harus kita siapkan untuk itu. Menuju Indonesia Emas 2045 mendatang, maka anak-anak kita yang saat ini sedang belajar di sekolah akan menjadi pemimpin pada 2045. Tidak menutup kemungkinan salah satu dari kalian akan menjadi pemimpin bangsa kita,” tukasnya.
Bupati mejelaskan kita semua dihadapkan pada kenyataan bahwa kualitas lingkungan hidup semakin menurun, dan bisa dikatakan hampir rusak. Pencemaran udara mengakibatkan langit di kotakota besar kurang cerah, karena penuh dengan gas polusi. Sementara itu, lahan di sekitar kita sering terlihat gersang, dan hutan banyak yang rusak. Akibatnya, pada musim hujan kita mengalami bencana banjir.
Sebaliknya, pada musim kemarau kita mengalami kekeringan. Ini merupakan pertanda bahwa kondisi hutan dan lingkungan kita mulai rusak, sehingga tidak berfungsi secara optimal. Hutan dan lingkungan yang rusak tidak dapat lagi berfungsi sebagai pengatur tata air bagi kehidupan kita. Ini berbahaya. Ini harus kita hentikan.
Untuk masa depan bumi kita, untuk masa depan generasi muda, karena yang kita miliki ini tidak boleh dianggap sebagai warisan nenek moyang, tetapi adalah sesuatu yang kita pinjam, milik generasi yang akan datang. Pada momen ini saya sekaligus mengajak semuanya untuk berpartisipasi secara aktif dalam mewujudkan hutan dan lingkungan alam yang lebih baik dan lestari. (Ron)