Harianpilar.com, Bandarlampung – Kinerja Bank Lampung belakangan ini ternyata terpuruk dan kalah dengan kinerja Bank Perkereditan Rakyat (BPR). Sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang memiliki aset banyak, ternyata Bank Lampung kalah dengan perkembangan BPR seperti BPR Eka Bumi Arta (Bank Eka) dan Bank Pasar milik Pemkot Bandarlampung.
Hal itu terlihat dari Rating 599 BPR versi InfoBank yang dilakukan Biro Riset Infobank (birI). Sedikitnya terdapat sembilan BPR beraset tambun yang kinerjanya sangat baik yakni BPR Eka Bumi Artha dari Metro (Lampung) dengan aset Rp5,39 triliun, BPR Karyajatnika Sadaya (KS) dari Bandung beraset Rp4,44 triliun, BPR Sri Artha Lestari dari Denpasar dengan aset Rp2,56 triliun, Bank BPR Jatim dari Surabaya beraset Rp1,85 miliar, BPR Modern Express dari Ambon dengan aset Rp1,14 triliun, BPR Palu Lokadana Utama dari Palu dengan aset Rp1,34 triliun, BPR Surya Yudhakencana dari Banjarnegara dengan aset Rp1,04 triliun, BPR Utomo Manunggal Sejahtera Lampung dari Bandar Lampung dengan aset Rp1,03 triliun, dan BPR Hasa Mitra dari Makassar dengan aset Rp1,02 triliun.
Di sembilan kota tersebut BPR-BPR ini bisa berkembang dan memiliki kinerja sangat bagus. Padahal, di kota-kota tersebut bank-bank umum dan bank pembangunan daerah (BPD) juga tak sedikit jumlahnya. “Artinya, bank perkreditan rakyat tetap bisa survive meski berhadapan langsung dengan bank-bank umum yang memiliki aset lebih besar dari mereka,” ujar Eko B. Supriyanto, Direktur Biro Riset Infobank, seperti dikutif dari infobanknews.com.
Menurutnya, tidak sekadar besar asetnya, Aset kesembilan BPR tersebut juga tumbuh positif meski perkonomian sedang tidak kondusif. Rata-rata pertumbuhan aset mereka di atas pertumbuhan aset industri perbankan nasional.
“Market masih memberi ruang bagi BPR untuk berkompetisi. Kunci sukses BPR lebih bagaimana menjaga tata kelola perusahaan dengan baik, karena semua BPR yang mati karena salah kelola, bukan karena kompetisi,” ujar Eko B. Supriyanto.
Humas Bank Lampung, Suratman, saat dikonfirmasi enggan berkomentar banyak terkait masalah ini. Namun, saat dicecar kebenaran kinerja Bank Lampung kalah dengan BPR seperti Bank Eka dan Bank Pasar, Suratman mengakui hal itu.”Ya memang begitulah adanya,” ujar Suratman.
Suratman beralasan kalahnya Bank Lampung dengan BPR lebih disebabkan oleh persoalan kurangnya Sumberdaya Manusia (SDM). “Penyebabnya cuma kekurangan SDM,” kilahnya.
Menurutnya,kemerosotan Bank Lampung itu baru terjadi setahun terakhir.”Baru setahun terakhir, dari tahun 2015,” pungkasnya. (Tim/Juanda)