Harianpilar.com, Pesawaran – Dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2016, Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona akan memfokuskan masalah pengentasan angka putus sekolah.
“Tahun ini kami masih intens untuk mengurangi siswa putus sekolah, dan meningkatkan angka wajib belajar yang tadinya 9 tahun menjadi wajib belajar 12 tahun,” kata dia, disela-sela pertemuan dengan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, di Islamic Center, Selasa (2/5/2016).
Menurutnya, angka siswa putus sekolah di Kabupaten Pesawaran masih cukup tinggi dan dibutuhkan peran serta pemerintah daerah untuk mengatasi hal tersebut. “Kita melalui Dinas Pendidikan akan adakan program Bina Murid, tujuannya untuk membantu siswa yang tidak mampu,” kata dia.
Menurutnya, langkah tersebut diambil sebagai bukti keseriusannya dalam mengentaskan masalah siswa putus sekolah. “Jadi, kita akan lakukan seleksi dengan ketat, agar tidak ada oknum yang memanfaatkan masalah ini. Seperti adanya orang yang ingin masuk negeri, tapi mengaku sebagai orang susah, seperti ini yang harus kita antisipasi,” kata Dendi.
Selain itu, Dendi juga turut menyoroti persoalan legalitas sekolah yang ada di Kabupaten Pesawaran seperti izin operasional sekolah. “Saat ini masih kita data dan inventarisir sekolah-sekolah yang ada di Pesawaran, agar ke depan dapat ditata dengan baik,” kata dia.
Menurut dia mutu dan jenjang pendidikan berdampak besar pada ruang kesempatan untuk maju dan sejahtera. Maka memastikan setiap manusia Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang bermutu sepanjang hidupnya sama dengan memastikan kejayaan dan keberlangsungan bangsa.
Dilanjutkannya, dunia saat ini, sangat berbeda dengan dunia beberapa dekade lalu. Perubahan terjadi begitu cepat dalam skala eksponen yang tidak pernah ditemui dalam sejarah umat manusia sebelumnya. Revolusi teknologi menjadi pendorong lompatan perubahan yang akan berpengaruh pada cara hidup, bekerja dan cara kita belajar.
“Salah satu dukungan yang perlu kita berikan pada anak-anak Indonesia adalah memastikan bahwa apa yang mereka pelajari, saat ini, adalah apa yang memang mereka butuhkan untuk menjawab tantangan zamannya.
Keterampilan utuh yang dibutuhkan oleh anak-anak Indonesia di Abad 21 ini mencakup tiga komponen. Yaitu, kualitas karakter, kemampuan literasi, dan kompetensi,” ucapnya.
Dia juga menjelaskan, karakter terdiri dari dua bagian. Pertama, karakter moral, yakni mencakup nilai Pancasila, keimanan, ketakwaan, intergitas, kejujuran, keadilan, empati, rasa welas asih, sopan santun. Kedua, dan tak kalah pentingnya adalah karakter kinerja. Di antara karakter kinerja adalah kerja keras, ulet, tangguh, rasa ingin tahu, inisiatif, gigih, kemampuan beradaptasi, dan kepemimpinan.
“Kita ingin anak-anak Indonesia menumbuhkan kedua bagian karakter ini secara seimbang. Kita tak ingin anak-anak Indonesia menjadi anak yang jujur tapi malas, atau rajin tapi culas. Keseimbangan karakter baik ini akan menjadi pemandunya dalam menghadapi lingkungan perubahan yang begitu cepat,” kata dia. (Rls/Mar)