oleh

Proyek Peningkatan Struktur Jalan Bukit Kemuning – Bts. Kota Kotabumi. Anggaran Puluhan Miliar, Kualitas Bobrok

Harianpilar.com, Bandarlampung – Satu persatu dugaan penyimpangan proyek-proyek jalan yang menggunakan dana APBN terbongkar. Kali ini giliran proyek Peningkatan Struktur Jalan Bukit Kemuning – Batas Kota Kotabumi senilai Rp27 Miliar lebih yang terindikasi sarat masalah. Meski menelan dana puluhan miliar, kualitas proyek tersebut terlihat bobrok.

Proyek Peningkatan Struktur Jalan Bukit Kemuning – Bts. Kota Kotabumi ini menggunakan dana APBNP-PA2 yang dikerjakan oleh PT. Purna Arena Yudha dengan nomor kontrak HK.02.03/KTR/APBN-P/P3KJJN-PPK.06/VI/2015. Proyek ini merupakan milik Direktorat Jenderal Bina Marga Kemnenterian PU dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) yang dilaksanakan Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Lampung di PPK-06.

Meski baru beberapa bulan selesaidikerjakan, kini kondisi proyek tersebut sudah banyak mengalami kerusakan parah, bahkan terdapat beberapa bagian yang ambrol. Kuat dugaan cepatnya proyek tersebut mengalami kerusakan akibat kualitasnya yang rendah.

“Kuat dugaan pengerjaan proyek itu tidak sesuai Rencana Belanja Anggaran (RAB). Bahkan batu pada drainase tidak digali hanya nempel begitu saja. Untuk adukan juga di duga tidak proporsional, perbandingan pasir dan semen disinyalir 1 : 8, seharusnya menggunakan takar 1 semen : 4 pasir,” ujar Ketua Gerakan Lembaga Anti Korupsi (Galak), Saudi Romli, pada Harian Pilar, Kamis (17/3/2016).

Pada sisi pinggir jalan yang di cor, lanjutnya, seharusnya di lakukan pemadatan dan peratan tanah terlebih dahulu, agar posisi tanah kuat saat di cor. “Namun di lokasi kegiatan di duga kuat tidak dilakukan pemadatan terlebih dahulu. Parahnya diduga ada pengurangan bahan matrial seperti semen yang seharusnya 1 semen : 2 pasir : 3 koral, di duga kuat menggunakan takar 1 semen : 3 pasir : 3 koral bahkan lebih itu,” terangnya.

Begitu juga, lanjutnya, untuk pengaspalan jalan diduga kuat di kerjakan asal-asalan. Seharusnya campuran hotmik dengan sekala 0,4 sampai 1,3 liter permeter persegi untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas A 0,2 sampai 1,0 liter permeter persegi.Diduga ada pengurangan volume aspal. Serta adanya pengurangan kepadatan aspal sehingga pori-pori aspal sangat mudah di masuki air saat musim hujan.Hal ini mengakibatkan jalan cepat rusak,” cetusnya.

Sementara itu, pihak Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Lampung di PPK-06 hingga berita ini diturunkan belum berhasil dikonfirmasi.Begitu juga dengan PT. Purna Arena Yudha sebagai rekanan juga belum berhasil dikonfirmasi. (Tim/Juanda)