Harianpilar.com, Lampung Barat – Pemerintah Provinsi Lampung terus berupaya melakukan penanggulangan kemiskinan secara komprehensif dan terpadu dengan program percepatan pembangunan di daerah dengan berbagai program yang dilaksanakan Pemkab Lampung Barat dalam rangka pengentasan kemisikinan, persentase penduduk miskin pada 2011-2012 Lambar menujukkan penurunan persentase dimana pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin di Lambar sebanyak 67.880 jiwa dan pada September 2013 turun menjadi 60.810 Jiwa atau turun 15,13 % menjadi 13,96 persen.
Jadi sudah sepantasnya Provinsi Lampung naik peringkat dari 3 menjadi ke-4 termiskin se-Sumatera, itu karena perjuangan-perjuangan yang tak kenal lelah terus dilakukan pemerintah daerah dalam mengentaskan kemiskinan di daerah masing-masing, salah satunya berkat perjuangan yang dilakukan Pemkab Lampung Barat (Lambar).
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Nirlan, S.H, M.Si., belum lama ini.
Dikatakanya juga bahwa berbagai program dilaksanakan oleh Pemkab Lambar dalam rangka pengentasan kemiskinan, persentase penduduk miskin pada tahun 2011–2012 di Lambar menunjukkan penurunan persentase.
“Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Lambar sejak tahun 2008-2013 juga menunjukkan angka penurunan yang signifikan, sebanyak 2,97 %, tahun 2009 7,18 %, tahun 2010 sebanyak 5,41 %, tahun 2011 sebanyak 2,76 %, dan tahun 2012 dan 2013 hanya 2,25 %. untuk tingkat partisifasi kerja (TPAK) dari tahun 2008 78,57 %, tahun 2009 78,31 %, tahun 2010 81,31 %, tahun 2011 75,22 %, tahun 2012 84,31 %, dan tahun 2013 78,38 %, angka tersebut cukup tinggi dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain,” terangnya.
Pihaknya juga mengatakan, pengentasan angka kemiskinan juga tidak terlepas dari upaya pengembangan kawasan strategis, dalam proses pembangunan, Pemkab selalu mensinergikan program daerah dengan pemerintah pusat. Pendekatan pembangunan kewilayahan dilaksanakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah yang dilakukan secara terpadu.
“Perwujudan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) telah diupayakan. Agar pendekatan pembangunan kewilayahan akan mempercepat pembangunan infrastruktur suatu daerah,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut Sekda, juga mengatakan bahwa KSCT di Lambar, yakni Kawasan Agropolitan Way Tenong berbasis komoditi kopi, Kebun Raya Liwa, dimana pembangunan fisik dimulai sejak tahun 2015 dan akan dilaunching pada tahun 2017, Kebun Raya Liwa merupakan yang pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung, Kawasan Sekuting Terpadu yang Merupakan pusat pendidikan, sosial, olahraga dan ekonomi dan pada saat ini telah berdiri eksisting bangunan, masjid bintang mas, gedung olahraga, SMPN Sekuting Terpadu, Balai Latihan Kerja dan Stadion (dalam proses pembangunan dan diperkirakan pada tahun 2017 akan siap digunakan).
“Kemudian kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai World Heritage Site (Tapak Warisan Dunia) sebagai Daerah Konservasi, rumah bagi badak sumatera dan kawasan ekowisata. Pembangunan Kawasan Rest Area yang berfungsi sebagai tempat singgah bagi para wisatawan, penjualan produk UKM. Saat ini telah berdiri Patung Muli Bathin, Masjid dan sarana pendukung lainnya,” paparnya.
Selain itu, lanjutnya, Kawasan Pembangkit Listrik Panas Bumi Sekincau-Suoh. Meskipun kewenangan saat ini sudah di pemerintah pusat namun pemkab terus memantau proses pengembangannya. “Pada bidang energi rasio elektrifikasi Kabupaten Lampung Barat sampai saat ini baru mencapai 52%. Pemkab terus berupaya mendatangkan investor untuk memanfaatkan potensi panas bumi dan mikro hidro. Potensi panas bumi di kabupaten ini sebesar 450 MW untuk wilayah Sekincau Selatan dan 210 MW untuk wilayah Danau Ranau (saat ini dalam proses lelang). Sedangkan potensi mikro hidro yang memanfaatkan aliran sungai mencapai sekitar 25 MW yang tersebar di 6 titik,” ujarnya. (Hum/JJ)