Harianpilar.com, Bandarlampung – DPRD Provinsi Lampung khususnya Komisi II berharap Festival Krakatau di tahun yang akan datang lebih mengedepankan kualitas kegiatan, sehingga tidak monoton, yang akan berdampak terhadap ketidakpuasan para peserta.
Terhadap Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Komisi II mengapresiasi atas kinerjanya, meski masih banyak menuai kritik dari para peserta Tour Gunung Anak Krakatau (GAK).
“Kita harus mengucapkan selamat dulu kepada Dinas Pariwisata yang sudah melaksanakan rangkaian kegiatan tahunan ini, meski banyak menuai kritik dari masyarakat dan para peserta Tour Krakatu,” kata Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Lampung Joko Santoso, melalui telepon selulernya, Senin (31/8/2015).
Joko juga mengakui jika dalam pelaksanaan Festival Krakatau tahun ini masih banyak kekurangan untuk mencapai ideal.
“Lebih baik lagi bila ada kerja sama yang baik antara Pemprov Lampung, Pemda kabupaten/kota dan, pengusaha, perguruan tinggi dan tentu masyarakat Lampung untuk diikut sertakan dalam rencana kegiatan itu,” harapnya.
Lebih lanjut politisi dari partai PAN itu mengatakan, pihaknya khususnya Komisi II akan memberikan masukan dan ide untuk pelaksanaan Festival Krakatau di tahun mendatang.
” Saya meyakini Festival Krakatau pada masa-masa mendatang kualitasnya tak akan pernah bergeser jauh (menjadi lebih baik) kalau tidak ada revolusi mental. Lama-lama Festival Krakatau akan menjadi seremoni yang terasing dari masyarakatnya kalau kita semua tidak sepenuhnya dilibatkan,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, penyelenggaraan Festival Krakatau ke XXV 2015 ‘Bobrok’ padahal event tahunan ini menghabiskan anggaran sekitar Rp650 juta. Bahkan anggaran untuk Tour Cagar Alam Gunung Anak Karakatau (GAK) berkisar Rp60 juta.
Mirisnya, hampir seluruh peserta, dari 300 peserta Festival Tour Krakatau XXV mengeluhkan persiapan panitia yang dinilai tidak siap dalam penyelenggaraan Tour Cagar Alam Gunung Anak Krakatau (GAK) sebagai rangkaian Festival Krakatau.
“Ya, sebenarnya saya tidak mengeluhkan, tapi alangkah baiknya ada pemandu wisatanya, sehingga pengunjung dari luar Lampung bisa tahu apa saja yang sudah mereka lewati,” kata peserta Tour GAK Edi, saat mendaki GAK di Lamsel, Sabtu (29/8/2015).
Ditegaskan Ikram, peserta lain yang juga pengujung Festival Krakatau XXV, menilai panitia masih perlu memperhatikan kepentingan peserta, sehingga peserta merasa puas.
“Setelah kita tahu GAK tenyata di sini tempat singgah hanya ada satu saju, yang mengakibatkan pengujung kesulitan untuk beristirahat, kita harap wisata GAK ini lebih luas dan bisa dijadikan kebanggan Lampung, dan harapan kita juga, jangan hanya gencar mempromosikan saja, tapi harus ditunjang dengan fasilitas yang cukup,” tegasnya.
Dijelaskan Ikram, minimnya fasilitas Festival Krakaktau ini di antaranya, tidak adanya dermaga kapal.
“Saya, lihat di GAK, di tepi pantai tidak ada juga darmaga kapal untuk berhentinya kapal, hanya menggunakan peralatan seadanya, dan ketika saya mendagi GAK panitia hanya memberikan waktu satu jam saja, setelah itu kita dilepas dan tidak ada pemanduan lebih lanjut, Ya, senang kalau sudah liat pemandangannya, tapi agak sedikit kecewa sih,” jelasnya.
Lebih lanjut Ikram mengatakan, pejalanan yang ditempuh dari pantai resort ke GAK sangat jauh.
“Tadi hampir 4 jam kita berada di kapal, lelah dan jenuh, dan sampai di sana mau istirahat tempat singgahnya hanya ada rumah panggung, itupun ada satu, dan harus bergantian ditambah lagi tidak ada sarana toilet kalau tidak lengkap fasilitas umumnya untuk apa tour ini sampai mendaki GAK ini sama saja capek tidak karuan,” keluhnya. (Fitri/Juanda)