Harianpilar.com, Tanggamus – Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kebersihan (BPLHK) Kabupaten Tanggamus saat ini tengah mengupayakan adanya Bank Sampah di Bumi Begawi Jejama ini.
Sekertaris BPLHK Tanggamus Suyanto, mengatakan tujuan didirikannya bank sampah untuk memecah permasalahan sampah yang sampai saat ini belum juga bisa teratasi dengan baik. Dan membiasakan warga agar tidak membuang sampah sembarangan. Dan mengedukasi masyarakat Tanggamus dalam memilah sampah, serta menanamkan pemahaman bahwa barang bekas bisa berguna dan tidak terbuang percuma. “Manfaat Bank Sampah adalah mengurangi jumlah sampah di lingkungan masyarakat, TPS dan TPA. Juga bisa menambah penghasilan bagi masyarakat, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat dan memupuk kesadaran diri masyarakat akan pentingnya menjaga dan menghargai lingkungan hidup,” jelas Suyanto mewakili Kepala BPLHK Tanggamus M. Gilas Kurniawan, Rabu (26/8/2015).
Menurut Suyanto, lokasi Bank Sampah saat ini sudah ada di Pekon Negeri Ratu, Kecamatan Kota Agung. itu di pilih karena jarak tempuhnya tidak terlalu sulit oleh masyarakat yang ingin menabung di Bank Sampah. Yang terpenting adalah memenuhi 3R yakni reduce, reuse dan resycle. “Sampah yang nantinya di tabungkan oleh masyarakat tidaklah sampah sembarangan, tentunya sudah di lakukan proses pemilahan terlebih dahulu oleh masyarakat. Dan tentunya sesuai dengan item yang di sediakan, diantaranya. Yakni sampah jenis plastik seperti botol/gelas air mineral, lempengan CD/VCD/DVD bekas, kaleng yang masih layak pakai, dan yang paling mahal yakni galon. Sampah yang di setorkan aka nada harganya. di timbang perkilogram (Kg). Jadi masyarakat nabung dengan sampah, tapi isi tabungannya berupa uang,” katanya.
Dalam hal realisasi, kata Suyanto, Bank Sampah pihak BPLHK bekerjasama dengan pihak rekanan yang nantinya akan menyediakan alat pencacah sampah plastik. Outputnya bisa berupa biji plastik yang harganya lebih mahal. Bukan hanya itu saja, sampah-sampah dari masyarakat nantinya juga akan di output berupa kerajinan tangan, dan lain halnya. Bahkan mungkin, bila nantinya ada yang minat untuk membeli sampah dan diolah menjadi sebuah kerajinan, bisa di dapatkan di Bank Sampah. “Sampah yang ada di TPA adalah sampah yang benar-benar tidak bisa di olah lagi. Bank Sampah akan bekerjasama dengan organisasi masyarakat, seperti posyandu, karang taruna, majelis taklim, risma dan yang lain untuk pemilahan sampah. Dan sudah pasti, feedbacknya kepada masyarakatnya. Meningkatkan perekonomian masyarakat, ya seperti menabung di Bank lah. Bedanya, di Bank Sampah, nabungnya pake sampah. Tapi dapetnya uang. Dan saya yakin, Bank Sampah ini pasti berjalan sukses,” tukasnya. (Imron/Joe)