oleh

Harga Daging di Tanggamus Tinggi

Harianpilar.com, Tanggamus – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Tanggamus menyatakan, tingginya harga daging saat ini yang mencapai Rp140 ribu/kg) tidak berdampak besar bagi masyarakat dan pedagang bakso di Bumi Begawi Jejama ini.

Kabid Bina Usaha Peternakan Feri Oktriawan mewakili Kadiskeswan Tanggamus M. Rizal Pahlevi menjelaskan, hal tersebut dikarenakan. Tingkat konsumsi daging di masyarakat tidaklah begitu tinggi, sehingga kenaikan harga daging tidaklah begitu terlalu dirasakan dampaknya bagi masyarakat.

“Tanggamus sendiri kan memang masyarakatnya tidak terlalu banyak mengkonsumsi daging sapi, hanya di moment tertentu aja. Seperti ada hajatan, dan hari kebesaran agama. Kalau hari biasa sih tidak,” kata Feri, saat di sambangi diruang kerjanya. Rabu (5/8/2015).

Dan bila di lihat dari letak geografis, lanjutnya, Tanggamus sebagian besar di kelilingi oleh pantai. Dengan demikian, masyarakat lebih banyak mengkonsumsi ikan laut atau pun darat untuk lauk pauk sehari-hari. Maka dari itu, naik atau stabilnya harga daging. Baik di tingkat kios dan pengecer, tidak terlalu berdampak besar bagi masyarakat.

“Terkecuali mungkin bagi masyarakat yang tinggalnya di kota dengan status ekonomi menengah keatas. Nah, bisa jadi merasakan dampak dari naiknya harga daging. Tapi memang, di kota pun tidak setiap hari mengkonsumsi daging,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, imbas bagi pedagang bakso tentu juga di rasa tidak begitu besar. Karena bisa saja pedagang bakso tersebut menaikan sedikit harga bakso dari biasanya atau harga tetap akan tetapi ukuran baksonya agak di perkecil. Konsumen tentunya memaklumi keadaan tersebut, dan pastinya bakso yang ada masih tetap terjual dengan laris.”Terkecuali, naiknya harga daging naik juga harga bakso dari Rp8 ribu menjadi Rp50 ribu perporsi. Nah itu baru bisa dibilang dampak besar,” ucapnya.

Ia menerangkan, sebenarnya yang paling terkena imbas dari situasi naiknya harga daging ini adalah pedagang daging dengan skala besar. Dan ini semua di karenakan di batasinya sapi import ke indonesia. Sementara, jika membeli sapi lokal, tentunya sangat mahal harganya. Sehingga keuntungan yang didapat sangatlah kecil.

“Jadi bukan masyarakat yang terkena dampak dari naiknya harga daging lantaran import sapi di batasi. Akan tetapi para pedagang daging sapi yang skala besar itulah yang kewalahan dengan adanya pembatasan sapi import. Kalau masyarakat mah santai aja, toh mereka juga tidak memakan daging setiap hari,” tukasnya.(ron)